Senin, 01 Desember 2014

C

Hey sayang, perpisahan kita terasa semakin nyata ya?

B

Orangtua. Apa yg orang pikirkan tentang orangtuanya? pasti merupakan hal hal yg bisa dibanggakan ketika diceritakan pada orang lain. Bagaimana dengan ku? MEmikirkan mama dan abah saja aku sudah menangis.
Mungkin karena sempat berasrama, aku merasa sendirian, jarang sekali dijenguk oleh mereka, berbeda dengan teman lainnya yang dijenguk hampir tiap hari. Aku mengerti kesibukan orangtuaku. Aku selalu membayangkan mereka sedang berusaha susah payah mencari rezeki untuk menghidupi 9 anaknya yang mereka sayang. Aku mengerti mereka lelah. Tapi yg aku rasakan justru bersifat negatif. Aku tak dipedulikan oleh orangtuaku. Sekarang aku kuliah dibandung, tinggal dirumah nenekku. Entah karena itu, mereka sangat jarang menjenguk. 2 bulan sekali, 3 bulan seekali. Sekalinya berjanji menjenguk, kalian membatalkannya beberapa jam sebelumnya. Kecewa sekali. Taukah kalian, kehadiran kalian disini sangat membuatku senang.
Aku khawatir sudah ada org yg menggantikan posisi kalian dihatiku. Karena saat aku membutuhkan kalian, kalian tak ada.. Mah, Bah, yg aku butuhin bukan sekadar ada keluarga yg mengurusku, tapi kasih sayang kalian, dan perhatian kalian...

A

Sebelumnya aku minta maaf pakai nama ini, mungkin mungkin kau keberatan. Hari ini, untuk entah keberapak kalinya kau melanggar salah satu komitmen yang paling aku tekankan diantara kita. Tapi semarah apapun aku terhadapmu, tak pernah mengurangi keoptimisanku mencapai visi bersamamu. Tak pernah mengubah visi bersamamu. Karena aku sadar, aku lah yang membutuhkanmu dibanding kau terhadapku. Tapi aku egois, berbeda denganmu, kau bilang bisa bahagia melihatku bahagia walau bukan denganmu, tapi aku tdk bisa melihatmu spt itu. Itulah sebabnya aku masih ingin mempertahankan ini bersamamu.
Aku ingin memonopolimu. Namun aku tak bisa memberi fasilitas kenyamanan untukmu disaat aku memonopolimu. Aku membosankan, bahkan kau bilang aku seperti tembok yang tak dapat memberi feedback apapun jika diajak diskusi
Berbeda dengan dia, yg baru kau beritahu ceritanya. Memang pada awalnya aku khawatir, sangat khawattir dia akan lebih menarik perhatianmu dibanding aku, karena memang itu nyatanya bukan? Namun aku sadar, yg perlu aku khawatirkan bukan dia, melainkan kita. Disaat kau bilang melanggar komitmen itu dgnnya, hal itu cukup membuatku membencimu. Rasanya aku tak ingin berhubungan apapunlagi denganmu. Tapi sekali lagi, ada perasaan kebutuhan terhadapmu. Aku mulai berpikir apakah tujuanku bersamamu itu hanya karena ingin memanfaatkanmu?